Apa Itu OKR? Kenapa Wajib Diterapkan Agar Bisnismu Makin Gacor
Apa itu OKR dan cara menerapkannya |
KakaKiky - Kamu punya ide bisnis yang keren, produk yang kece, dan tim yang solid. Tapi, kok rasanya kerja keras tim seperti jalan di tempat? Setiap hari sibuk, tapi di akhir kuartal, target besar yang dicanangkan belum tercapai juga?
{getToc} $title={Daftar Isi}
Jika itu yang kamu rasakan, mungkin
bisnismu butuh sistem penetapan tujuan yang lebih terstruktur. Dan di sinilah OKR
alias Objective Key Result berperan.
Apa itu OKR?
Singkatnya, OKR adalah kerangka kerja
(framework) untuk menetapkan dan melacak tujuan serta hasilnya. Metodologi ini
bukan cuma tren, lho. OKR telah terbukti sukses digunakan oleh perusahaan
raksasa seperti Google, Intel, LinkedIn, hingga Airbnb untuk mencapai
pertumbuhan yang eksponensial.
Jadi, buat kamu para pemilik bisnis atau
startup, OKR bisa jadi jawaban untuk mengubah tujuan muluk-muluk menjadi
langkah-langkah nyata yang bisa diukur. Di kesempatan ini, kita akan membahas
tuntas apa itu OKR, mengapa kamu butuh OKR, dan bagaimana cara menerapkannya di
bisnismu.
Memahami Pilar Utama OKR: Objective dan Key Result
pilar utama dari OKR |
Meskipun namanya terlihat rumit, OKR
sebenarnya sangat sederhana. OKR hanya terdiri dari dua komponen utama:
1. Objective (O): Apa yang Ingin Kamu Capai?
Objective adalah tujuan yang ambisius,
kualitatif, dan inspiratif. Ini adalah "apa" yang ingin dicapai.
Objective harus bisa memotivasi tim dan memberikan arah yang jelas.
Ciri-ciri Objective yang baik:
- Ambisius: Tujuannya harus menantang, bukan
sekadar tugas rutin.
- Kualitatif: Deskriptif, tidak berupa angka. Contoh:
"Membuat pelanggan jatuh cinta dengan produk kita."
- Inspiratif: Membakar semangat tim.
Contoh Objective dalam OKR:
- "Menjadi pemimpin pasar di industri e-commerce fashion."
- "Meningkatkan kepuasan pelanggan secara signifikan."
- "Meluncurkan produk baru yang sukses dan mendominasi pasar."
2. Key Result (KR): Bagaimana Kamu Mengukur Pencapaiannya?
Key Result adalah hasil-hasil kuantitatif (berupa
angka) yang bisa diukur untuk menunjukkan apakah Objective sudah
tercapai. Ini adalah indikator untuk kamu tahu apakah kamu sudah berhasil atau
belum.
Ciri-ciri Key Result yang baik dalam OKR:
- Terukur (Measurable): Selalu menggunakan angka.
- Spesifik: Jelas dan tidak ambigu.
- Ambisius tapi Realistis: Menantang, tapi masih mungkin dicapai.
- Bisa Diverifikasi: Hasilnya bisa dicek dan dibuktikan.
Contoh Key Result (dari Objective di
atas):
Objective: "Meningkatkan kepuasan pelanggan
secara signifikan."
- KR 1: Menaikkan skor NPS (Net Promoter Score) dari 30 menjadi
55.
- KR 2: Menurunkan jumlah keluhan pelanggan di media sosial
sebesar 40%.
- KR 3: Meningkatkan customer retention rate dari 60%
menjadi 75%.
Satu hal penting: Jika Objective
adalah garis finish, Key Result adalah jarak tempuh yang bisa kamu lihat
di speedometer. Saat kamu mencapai 100% dari semua Key Result, itu
artinya Objective sudah tercapai.
OKR vs. KPI: Apa Bedanya?
OKR VS KPI |
Ini pertanyaan yang sering muncul.
Banyak yang menganggap OKR sama dengan KPI (Key Performance Indicator).
Padahal, keduanya punya peran yang berbeda.
KPI adalah metrik atau indikator untuk mengukur kinerja proses
atau aktivitas yang sedang berjalan. KPI lebih bersifat rutin dan operasional.
Contoh KPI: "Jumlah sales per hari", "biaya akuisisi pelanggan
(CAC)".
OKR lebih berfokus pada tujuan yang ambisius dan berorientasi
pada pertumbuhan. OKR mendorong tim untuk keluar dari zona nyaman.
Analogi Perbedaan KPI dan OKR Agar Mudah Dipahami
- KPI: Menjaga mobil agar tetap berjalan (cek bensin, oli, dan
tekanan ban).
- OKR: Merencanakan perjalanan jauh ke kota lain yang belum
pernah kamu kunjungi (Objective: sampai ke kota X, Key Result: jarak tempuh,
kecepatan rata-rata, estimasi waktu tiba).
KPI bisa menjadi bagian dari OKR, tapi
tidak sebaliknya. Misalnya, salah satu KR bisa jadi "meningkatkan KPI
tertentu dari X menjadi Y".
Cara Menerapkan OKR di Bisnismu: 3 Langkah Mudah
Menerapkan OKR tidak harus rumit. Ikuti
langkah-langkah sederhana ini:
Langkah 1: Tentukan OKR Perusahaan (Company OKR)
Dimulai dari atas. Para pendiri atau
C-level perlu menentukan 3–5 Objective utama untuk seluruh perusahaan
dalam satu kuartal. Pastikan Objective ini selaras dengan visi dan misi
bisnismu.
Contoh:
Objective: Menjadi platform marketplace yang
paling disukai pengguna di Indonesia.
- KR 1: Meningkatkan jumlah pengguna aktif harian (DAU) dari
10.000 menjadi 50.000.
- KR 2: Menaikkan jumlah transaksi per pengguna dari 1,5 menjadi
3,5.
- KR 3: Mencapai rating aplikasi 4.8 di App Store & Play
Store.
Langkah 2: Susun OKR Tim (Team OKR)
Setelah OKR perusahaan ditetapkan,
setiap tim (misalnya, tim Marketing, Sales, Produk) harus menyusun OKR mereka
sendiri. OKR tim harus mendukung OKR perusahaan.
Contoh OKR Tim Marketing (mendukung
Objective perusahaan di atas):
Objective: Menarik perhatian pasar secara masif
untuk meningkatkan brand awareness.
- KR 1: Meningkatkan website traffic organik dari 50.000
menjadi 150.000 per bulan.
- KR 2: Menambah jumlah follower di Instagram dari 20.000
menjadi 100.000.
- KR 3: Mendapatkan 100 backlink berkualitas dari media
besar.
Langkah 3: Lakukan Tracking dan Evaluasi Berkala
Ini bagian yang paling penting. OKR
bukan cuma dokumen yang disimpan di Google Drive. Kamu harus rutin mengecek
progresnya.
- Weekly Check-in: Setiap minggu, tim bisa meeting
singkat (sekitar 15 menit) untuk membahas progres KR masing-masing. Cukup
bahas: "Apa yang sudah kamu capai minggu ini?" dan "Apa
rencanamu minggu depan?"
- Quarterly Review: Di akhir kuartal, lakukan evaluasi
menyeluruh. Berikan skor (biasanya dari 0.0 hingga 1.0) untuk setiap KR. Ingat,
mencapai skor 0.7–0.8 itu sudah bagus, artinya Objective kamu cukup
ambisius. Skor 1.0 bisa jadi pertanda Objective kamu kurang menantang.
- Reflect & Plan: Setelah evaluasi, diskusikan apa yang
berhasil dan apa yang tidak. Gunakan insight ini untuk menyusun OKR di kuartal
berikutnya.
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. Apakah OKR cocok untuk bisnis kecil?
Sangat cocok! OKR bisa membantu bisnis
kecil fokus pada prioritas utama dan mengalokasikan sumber daya yang terbatas
dengan lebih efektif untuk mencapai pertumbuhan.
2. Berapa lama periode waktu yang ideal
untuk OKR?
Periode OKR yang paling umum adalah
kuartalan (setiap 3 bulan). Ini memberikan waktu yang cukup untuk mencapai
target, tapi tidak terlalu lama sehingga tim kehilangan fokus.
3. Apakah setiap karyawan harus punya OKR
sendiri?
Tidak harus. OKR bisa disusun per tim
atau departemen. Namun, setiap karyawan harus memahami bagaimana pekerjaannya
berkontribusi pada Key Result tim dan perusahaan.
Kesimpulan: Mulai Perjalanan Bisnismu dengan OKR!
Menerapkan OKR adalah investasi
terbaik untuk bisnismu. Ini bukan hanya tentang menetapkan target, tapi juga
tentang membangun budaya akuntabilitas, transparansi, dan kolaborasi di dalam
tim.
Dengan OKR, setiap anggota tim tahu apa
yang paling penting untuk dicapai, bagaimana progresnya diukur, dan bagaimana
peran mereka berkontribusi pada kesuksesan besar perusahaan. Ini mengubah
pekerjaan dari sekadar "tugas" menjadi bagian dari misi yang lebih
besar.
Jadi, tunggu apa lagi? Jika kamu ingin
bisnismu tidak hanya sibuk tapi juga bertumbuh pesat, mulailah coba framework
OKR di kuartal berikutnya. Download template OKR gratis sekarang dan ubah
tujuanmu menjadi kenyataan!