Netflix dan Kawan-kawan: Sejarah Singkat Lahirnya Layanan OTT
Labirin Ilmu - Kamu mungkin terbiasa menonton film atau serial di Netflix, Disney+ Hotstar, atau Viu. Semua platform itu dikenal sebagai Over-The-Top (OTT). Istilah ini merujuk pada layanan penyedia konten (audio, video, atau komunikasi) yang disalurkan langsung ke pengguna melalui internet, tanpa campur tangan operator telekomunikasi atau penyedia TV kabel. Jadi, kamu tidak perlu berlangganan TV kabel untuk mengaksesnya, cukup punya koneksi internet.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Tapi, pernahkah kamu berpikir bagaimana
layanan semacam ini bisa muncul? Sejarah OTT bukan dimulai dari Netflix,
melainkan dari evolusi teknologi yang panjang. Artikel ini akan mengajak kamu
melihat kembali perjalanan layanan streaming, dari masa-masa awal hingga
menjadi raksasa hiburan digital seperti sekarang.
Awal Mula OTT: Dari Internet Sederhana Hingga Streaming Pertama
Sebelum ada Netflix, Spotify, atau
YouTube, konsep streaming video secara massal dianggap mustahil karena
keterbatasan teknologi. Internet di era 90-an masih lambat, dan bandwidth
sangat terbatas.
1. Era Pra-Streaming (1990-an)
Pada era ini, hiburan digital masih
berbentuk unduhan. Layanan seperti Napster (untuk musik) menjadi pionir dalam
distribusi konten digital, meski dengan banyak kontroversi hak cipta. Konsep
"streaming" sendiri sebenarnya sudah ada, namun belum populer. Salah
satu contoh awal adalah video klip konser yang disiarkan oleh Apple pada 1999
melalui QuickTime. Namun, kualitasnya sangat rendah dan sering putus-putus.
2. Masa Transisi: Lahirnya Netflix dan Era DVD by Mail
Momen penting dalam sejarah OTT datang
dari sebuah perusahaan yang pada awalnya tidak berbisnis streaming sama sekali:
Netflix.
3. Netflix dan Model Bisnis Unik (1997-2000-an)
Didirikan pada tahun 1997, Netflix
memulai bisnisnya sebagai layanan penyewaan DVD via pos. Mereka punya model
bisnis revolusioner: tanpa denda keterlambatan. Ini langsung menjadi pesaing
berat bagi Blockbuster, raksasa penyewaan video konvensional. Kesuksesan model
ini menunjukkan bahwa ada permintaan besar dari konsumen untuk model layanan
yang lebih fleksibel dan terjangkau.
4. YouTube dan Revolusi Konten UGC (2005)
Sementara Netflix sibuk mengirim DVD, YouTube
muncul pada 2005 dan mengubah segalanya. YouTube memperkenalkan konsep User
Generated Content (UGC) yang memungkinkan siapa pun mengunggah dan menonton
video secara gratis. Meskipun bukan layanan berbayar, kemunculan YouTube
menunjukkan bahwa internet mampu menjadi platform untuk distribusi video yang
masif, dan secara tidak langsung, mempersiapkan jalan bagi model bisnis OTT
berbayar.
Era Emas Layanan Streaming: Invasi Konten Berlangganan
Ketika kecepatan internet makin
meningkat, Netflix melihat peluang besar. Pada tahun 2007, mereka meluncurkan
layanan streaming, yang memungkinkan pelanggan menonton film dan serial
langsung dari internet. Ini adalah momen krusial yang menandai kelahiran layanan
streaming OTT seperti yang kita kenal sekarang.
1. Netflix Melangkah Maju dan Lahirnya "Originals" (2010-an)
Netflix tidak berhenti di situ. Pada
2013, mereka mengambil langkah berani dengan memproduksi konten orisinal
pertamanya, serial House of Cards. Langkah ini mengubah permainan. Mereka tidak
lagi hanya penyalur konten, tapi juga kreator. Hal ini memicu perusahaan media
lain untuk mengikuti jejak yang sama, dan lahirlah era "streaming
wars" atau perang layanan streaming.
2. Munculnya Pesaing dan Fragmentasi Pasar
Kesuksesan Netflix memicu perusahaan
media lain untuk terjun ke bisnis ini. Nama-nama besar seperti Disney
meluncurkan Disney+, Warner Bros. Discovery dengan HBO Max (sekarang Max),
hingga Amazon dengan Prime Video. Di Asia, ada Viu, iQIYI, dan banyak lagi. Ini
adalah perkembangan layanan streaming yang sangat pesat.
- Dampak Positif: Pengguna punya lebih banyak pilihan konten. Kualitas produksi film dan serial meningkat tajam.
- Dampak Negatif: Pasar menjadi terfragmentasi. Banyak pengguna harus berlangganan beberapa layanan sekaligus untuk bisa menonton semua konten yang mereka inginkan.
Masa Depan OTT: Personalisasi, Interaktivitas, dan Beyond
Perjalanan sejarah OTT belum berakhir.
Di masa depan, layanan ini akan terus berkembang dengan teknologi baru.
- Personalisasi: Algoritma akan semakin pintar untuk merekomendasikan konten yang benar-benar sesuai dengan selera setiap pengguna.
- Interaktivitas: Beberapa layanan mulai bereksperimen dengan konten interaktif, di mana pengguna bisa memilih alur cerita. Contohnya, Black Mirror: Bandersnatch dari Netflix.
- Integrasi dengan Teknologi Lain: OTT akan semakin terintegrasi dengan teknologi virtual reality (VR) atau augmented reality (AR) untuk memberikan pengalaman menonton yang lebih imersif.
Kesimpulan: Dari Niche Menjadi Kebiasaan
Dari unduhan video yang putus-putus di
era 90-an hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern, sejarah
OTT adalah bukti nyata bagaimana inovasi bisa mengubah industri. Layanan
streaming tidak hanya mengubah cara kita menonton, tetapi juga cara kita
berinteraksi dengan cerita. Mereka menghancurkan batasan geografis dan waktu,
memberikan kita kebebasan untuk menonton apa pun, kapan pun, dan di mana pun.
Jadi, ketika kamu lagi binge-watching
serial favoritmu, ingatlah bahwa semua itu adalah hasil dari perjalanan panjang
teknologi dan ide-ide brilian.
Bagaimana menurut kamu, layanan
streaming apa yang paling sering kamu gunakan? Bagikan pendapatmu di kolom
komentar!